Sabtu, 12 Januari 2013

MRT

Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo mengungkapkan bila proyek pembangunan mass rapid transportation (MRT) saat ini masih terkendala kontrak yang belum jelas sehingga pihak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) belum mencairkan dana.

"Yang saya tahu sudah tersedia dana dan dana itu belum bisa direalisir di 2012. Kelihatannya yang baru terealisir baru di bawah Rp10 miliar, buat MRT ini. Mungkin kaitannya dengan kontrak yang belum dimenangkan oleh salah satu kontraktor dan pekerjaan yang belum progres. Begitu situasinya," jelas Agus, di Jakarta, Minggu (13/1/2013).

Oleh karena itu, Agus pun mencermati pembangunan MRT tersebut karena sudah tersedia anggaran namun belum terealisasikan. Pihaknya pun harus bertanya lebih detail ke Pemerintah Daerah DKI atau Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengenai sebab musababnya.

"Saya rasa mungkin sudah ada rencana ditender tapi belum ditindaklanjuti. Mungkin itu penyebabnya. Tapi yang kita tahu, Pak Gubernur DKI kan masih ingin mengkaji terkait dengan project cost-nya. Jadi project cost termasuk perimbangan daripada pemerintah pusat dengan DKI," paparnya.

Namun demikian, lanjutnya, pemerintah pusat dan pemerintah daerah sudah sejak 2005 memutuskan bahwa 42 persen ditanggung pempus dalam bentuk hibah dan 58 persen dalam bentuk pinjaman lunak.

"Tapi Pak Gubernur melihat ini perlu di-review kembali. Nah, itu yang memerlukan prosedur dan waktu. Yang sekarang baru cair Rp10 miliar, dan engineering design dan perencanaan," pungkasnya.

Sekadar informasi, pada 2013 ini pemerintah berencana menghibahkan dana sebesar Rp3,1 triliun untuk proyek MRT di Provinsi DKI Jakarta. Program ini mendapatkan sumber pendanaan dari pinjaman Japan International Coorperation Agency (JICA).

Sementara beban biaya (cost sharing) dari pinjaman tersebut, 42 persen ditanggung oleh pemerintah dan diwujudkan dalam bentuk hibah kepada Pemprov DKI Jakarta. Sedangkan 58 persen dari pinjaman JICA dialokasikan sebagai penerusahan pinjaman kepada Pemprov DKI Jakarta. Pelaksanaan konstruksi fisik program MRT terdiri dari tiga tahap, di mana konstruksi fisik tahap I dimulai 2012.

Dalam RAPBN 2012, total hibah ke daerah direncanakan sebesar Rp3,6 triliun. Selain untuk MRT yang sebesarr Rp3,1 triliun, hib ah juga akan diberikan untuk WISMP-2 sebesar Rp166,9 miliar, air minum sebesar Rp234,1 miliar, air limbah sebesar Rp9,4 miliar, Development of Seulawah Agam Geothermal in NAD Province Rp61,2 miliar dan program hibah Australia Indonesia untuk pembangunan sanitasi Rp93,6 miliar. (ade)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar