Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo mengungkapkan bila proyek pembangunan mass rapid transportation (MRT) saat ini masih terkendala kontrak yang belum jelas sehingga pihak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) belum mencairkan dana.
"Yang
saya tahu sudah tersedia dana dan dana itu belum bisa direalisir di
2012. Kelihatannya yang baru terealisir baru di bawah Rp10 miliar, buat
MRT ini. Mungkin kaitannya dengan kontrak yang belum dimenangkan oleh
salah satu kontraktor dan pekerjaan yang belum progres. Begitu
situasinya," jelas Agus, di Jakarta, Minggu (13/1/2013).
Oleh
karena itu, Agus pun mencermati pembangunan MRT tersebut karena sudah
tersedia anggaran namun belum terealisasikan. Pihaknya pun harus
bertanya lebih detail ke Pemerintah Daerah DKI atau Kementerian
Perhubungan (Kemenhub) mengenai sebab musababnya.
"Saya rasa
mungkin sudah ada rencana ditender tapi belum ditindaklanjuti. Mungkin
itu penyebabnya. Tapi yang kita tahu, Pak Gubernur DKI kan masih ingin
mengkaji terkait dengan project cost-nya. Jadi project cost termasuk perimbangan daripada pemerintah pusat dengan DKI," paparnya.
Namun
demikian, lanjutnya, pemerintah pusat dan pemerintah daerah sudah sejak
2005 memutuskan bahwa 42 persen ditanggung pempus dalam bentuk hibah
dan 58 persen dalam bentuk pinjaman lunak.
"Tapi Pak Gubernur
melihat ini perlu di-review kembali. Nah, itu yang memerlukan prosedur
dan waktu. Yang sekarang baru cair Rp10 miliar, dan engineering design
dan perencanaan," pungkasnya.
Sekadar informasi, pada 2013 ini
pemerintah berencana menghibahkan dana sebesar Rp3,1 triliun untuk
proyek MRT di Provinsi DKI Jakarta. Program ini mendapatkan sumber
pendanaan dari pinjaman Japan International Coorperation Agency (JICA).
Sementara
beban biaya (cost sharing) dari pinjaman tersebut, 42 persen ditanggung
oleh pemerintah dan diwujudkan dalam bentuk hibah kepada Pemprov DKI
Jakarta. Sedangkan 58 persen dari pinjaman JICA dialokasikan sebagai
penerusahan pinjaman kepada Pemprov DKI Jakarta. Pelaksanaan konstruksi
fisik program MRT terdiri dari tiga tahap, di mana konstruksi fisik
tahap I dimulai 2012.
Dalam RAPBN 2012, total hibah ke daerah
direncanakan sebesar Rp3,6 triliun. Selain untuk MRT yang sebesarr Rp3,1
triliun, hib ah juga akan diberikan untuk WISMP-2 sebesar Rp166,9
miliar, air minum sebesar Rp234,1 miliar, air limbah sebesar Rp9,4
miliar, Development of Seulawah Agam Geothermal in NAD Province Rp61,2
miliar dan program hibah Australia Indonesia untuk pembangunan sanitasi
Rp93,6 miliar. (ade)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar