Kamis, 17 Januari 2013

kurikulum baru

 Draf kurikulum baru yang diajukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memasukkan mata pelajaran wajib yang harus diikuti seluruh siswa di sekolah. Salah satu mata pelajaran itu adalah Pramuka. 
"Mata pelajaran wajib yang akan berlaku ialah pramuka karena didalamnya ada nilai kepemimpinan, solidaritas dan kemandirian," ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh, di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Rabu (14/11/2012).
Ditambahkan dia, dalam draf  kurikulum baru itu juga akan ada buku pegangan yang akan dibuat pemerintah dan memuat tema-tema pelajaran apa saja yang dapat diimprovisasi oleh guru. Dengan adanya buku pegangan ini, maka siswa tidak memerlukan banyak buku lain. 
Sementara itu, pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Lody Paat berpendapat, pembangunan sikap harus ada disetiap mata pelajaran, seperti matematika yang membentuk karakter peserta didik, dengan cara berpikir yang logis. 
Sedangkan untuk IPA, bertujuan untuk membangun sikap ilmiah di benak setiap siswa. 

Dia juga mengkritisi, niatan pemerintah yang membedakan konsep pembentukan sikap hanya dijenjang SD, pembentukan keterampilan di SMP, dan di jenjang SMA hanya melatih ilmu pengetahuan.

Menurutnya konsep tersebut justru akan menimbulkan permasalahan baru. Selain mengubah mata pelajaran, juga mempersulit pembuatan indikator nilai kesuksesan dari kurikulum itu sendiri. Menurutnya, standar kompetensi lulusan di masing-masing jenjang memang harus dibedakan. 

"Pemerintah tak perlu mengotak-kotakkan konsep pendidikan dimasing-masing jenjang. Jika dibedakan, maka pemerintah
sama saja salah kaprah,” tuturnya.

Hal berbeda diungkapkan pengamat pendidikan Indrajati Sidi. Dia mengaku sangat mendukung langkah perubahan kurikulum, apabila konsep perubahannya menyeimbangkan emosional dengan intelektual. 

Keduanya pun dianggap belum cukup karena harus dilakukan pendekatan observasi mulai dari menyimak, melihat, membaca, dan mendengar sehingga anak pun tidak dididik secara pasif lagi. 

"Revisi diperlukan, karena zaman sudah berubah, sehingga pola pendidikan pun harus mengikuti perubahan tersebut," tukasnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar