Minggu, 13 Januari 2013

Ismail

ISMAIL adalah putra Nabi Ibrahim dari istrinya bernama Hajar, seorang budak yang dihadiahkan raja Mesir kepada Nabi Ibrahim, dan kemudian dinikahinya. Ismail termasuk anak yang saleh, jujur dan patuh. Semua perintah Allah Swt. dan orangtua ditaatinya. Saat masih bayi, Ismail dan ibunya hidup di tengah padang pasir Mekah. Di lembah tandus itu, setelah lama menahan haus, Ismail akhirnya minum air zamzam. Ketika Ismail beranjak remaja, Ibrahim menerima perintah Allah Swt. melalui mimpinya yang memintanya menyembelih Ismail. Ismail pun rela dan meminta ayahnya melakukan itu. Ismail diutus Allah Swt. ke negeri Yaman dan Amalek untuk menyeru kaumnya agar menyembah dan mematuhi perintah Allah Swt. Pada usia 13 tahun Ismail dikhitan, yaitu pada saat Ibrahim diperintahkan Allah untuk mengkhitan dirinya dan anaknya. Namanya disebut dalam Al-Qur'an sebanyak 11 kali pada beberapa ayat.
LEMBAH TANDUS MEKAH
 Sesudah Hajar melahirkan Ismail, belakangan Sarah kurang senang melihat keduanya. Lalu, Ismail yang masih bayi dan ibunya dibawa pindah Ibrahim ke Mekah. Ismail dan Hajar ditinggal di lembah tandus. Adapun Ibrahim kembali ke tempat Sarah, di Kanaan. Dari tempat yang jauh itu Ibrahim berdoa untuk anaknya,
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku dalam suatu lembah yang tiada bertetumbuhan, di dekat rumah-Mu yang suci (dihormati). Ya Tuhan kami agar nanti mereka itu menegakkan salat, maka jadikanlah hati manusia itu simpati kepada mereka, dan berilah rezeki buah- buahan agar mereka berterima kasih" (Q.14.37). Bila saat ini orang berduyun-duyun berziarah mengunjungi Mekah, itu karena doa Ibrahim dikabulkan Allah Swt.
ZAMZAM
 Ketika Ismail dan Hajar hidup di lembah tandus Mekah, lama kelamaan persediaan air mereka habis. Ibunya mencari air untuk menghentikan haus dan tangis Ismail. Ia bolak-balik dari Safa dan Marwah. Usahanya sia-sia. Namun atas rahmat- Nya, tiba-tiba terdengarlah suara malaikat yang menunjuk sebuah mata air. Mata air itu melimpah ke mana- mana. Malaikat berteriak "Zamzam, zamzam!" yang artinya " berkumpullah." Akhirnya, mata air itu pun diberi nama Zamzam.
ALLAH MAHA MENDENGAR
 Sarah, istri Ibrahim, belum juga diberi keturunan sampai usianya tua. Akhirnya, ia mempersilakan Ibrahim menikahi Hajar, budaknya, yang kemudian dimerdekakan. Melalui Hajar inilah lahir seorang bayi laki-laki yang diberi nama Ismail. Dalam bahasa Ibrani, Isma itu artinya mendengar, dan El itu Allah (Tuhan). Jadi Isma-El artinya 'Allah Maha Mendengar', karena mengabulkan doa Ibrahim untuk memiliki keturunan. "Segala puji bagi Allah yang telah mengaruniai aku di hari tua, Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Mendengar (Mengabulkan) doa" (Q.14:39).
BANI JURHUM
 Sebagai pria yang mulai dewasa, Ismail ingin berkeluarga. Ia menikah dengan seorang gadis dari Bani Jurhum. Tak lama setelah pernikahan itu, Hajar wafat. Ismail pun sedih. Dan pada suatu hari, Nabi Ibrahim datang lagi ke Mekah, dan kedatangannya disambut kurang sopan oleh istri Ismail. Oleh karena berperilaku kurang baik, maka Ismail dinasihati Nabi Ibrahim agar menceraikan istrinya. Nasihat itu diikutinya. Lalu Ismail, menikah lagi, juga dengan gadis dari Bani Jurhum. Dari perkawinannya yang kedua itu, Ismail dikaruniai keturunan yang banyak. Dari keturunannya itu itulah kelak lahir Nabi Muhammad Saw.
KURBAN
 Pada saat Ismail menjelang remaja, Nabi Ibrahim mendapatkan perintah dari Allah Swt. melalui mimpinya. Ia diperintahkan Allah Swt. untuk menyembelih Ismail. Ismail pun bersedia dijadikan kurban. Akhirnya, perintah penyembelihan itu dilaksanakan di sebuah bukit di Mina. Namun, atas izin Allah Swt., ketika hendak disembelih, Ismail diganti dengan seekor sembelihan yang besar (Q.37:102-107).
 (sumber: Ensiklopedi Islam untuk Pelajar - no.3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar