Perdamaian di Timur Tengah masih jauh dari harapan. Dalam seminggu terakhir, Israel terus melancarkan serangan udara terhadap wilayah Gaza yang menjadi basis kekuatan Hamas. Hingga saat ini, 14 orang tewas dan 950 lain mengalami cedera akibat serangan Israel.
Serangan balasan dari Hamas, seperti dilansir Metro TV, berhasil mendarat di Yerusalem. Sesuatu yang membuat otoritas Israel terkejut karena tidak menyangka warga Gaza memiliki roket yang memiliki daya jangkauan cukup jauh.
PBB bukannya tidak berupaya untuk menghentikan perang ini. Mereka, melalui Sekjen Bak Ki-Moon, sudah bersua dengan Perdana menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Namun, mereka terkendala pada sikap Amerika Serikat dan Israel sendiri.
Benjamin Netanyahu, seusai pertemuan, dengan keras menyatakan, “Jika solusi jangka panjang bisa ditegakkan lewat cara diplomatis, Israel siap menjadi partner untuk menemui solusi tersebut. Namun, jika terbukti bahwa aksi militer adalah cara yang paling tepat untuk menghentikan lontaran roket (dari Gaza), Israel tidak akan ragu untuk melakukan hal yang harus dilakukan demi membela rakyat kami.”Dalam serangan terhadap Gaza sendiri, Israel menyatakan telah memberitahu warga dengan menjatuhkan leaflet agar warga mengungsi ke tempat yang aman. Namun, saksi mata menyebutkan ada kalanya Israel melepaskan serangan tanpa pemberitahuan. Yang membuat warga Gaza terkubur dalam reruntuhan rumah mereka.
Rabu malam ini, sedianya Dewan Keamanan PBB akan kembali menggelar rapat untuk membahas Krisis Gaza. Masing-masing pihak, baik Israel maupun Palestina, memiliki tuntutan sebelum berdamai. Hamas menuntut agar Israel menghentikan blokade terhadap Gaza dan menyudahi ‘pembunuhan terencana’ terhadap para pemimpin di wilayah tersebut. Sementara itu, Israel menuntut agar mereka mendapat jaminan tidak adanya serangan roket dari Gaza dalam 24 jam sebelum perjanjian damai berlangsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar