Rabu, 20 Maret 2013

DAMPAK IMPLEMANTASI KURIKULUM 2013

JAKARTA - Ketergesaan pemerintah dalam menerapkan kurikulum 2013 akan berdampak pada berbagai kondisi pendidikan di Indonesia.

Hal tersebut terungkap dalam Focus Group Discussion Bidang Pendidikan Politik dan Kebudayaan, di kantor DPP Partai NasDem, Jakarta Pusat, hari ini. Menurut guru SMAN 13 Jakarta Retno Listyarti, dampak pertama adalah mutu guru menjadi rendah karena minim persiapan untuk menunjang kurikulum baru.

"Guru mengajar di dua atau tiga sekolah demi mengejar kekurangan jam agar memperoleh tunjangan sertifikasi. Kadang jarak antarsekolah tempatnya mengajar sangat jauh sehingga para guru sudah kelelahan dan tidak lagi memiliki waktu untuk belajar seperti membaca dan menulis," kata Retno, Rabu (20/3/2013).

Kemudian, pengurangan jam mata pelajaran atau penghapusan mata pelajaran akan menyebabkan kelebihan guru. Retno mengilustrasikan, pelajaran Bahasa Inggris di SMA dikurangi jamnya dari 180 menit menjadi hanya 90 menit. Hal ini akan menyebabkan kelebihan guru bahasa Inggris di SMA. Sementara itu, pelajaran olahraga ditambah menjadi tiga jam pelajaran.

"Ada juga mata pelajaran yang diganti, bukan dihapus. Contohnya, mata pelajaran Tata Boga dan Tata Busana pada jenjang SMP diganti menjadi prakarya, padahal substansinya jelas berbeda," imbuh Retno.

Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Soedijarto memaparkan, postur anggaran cenderung mengutamakan pembangunan fisik, seperti membangun dan memperbaiki sekolah, membeli alat, dan melengkapi sarana/prasarana. Sementara itu, sangat minim anggaran untuk membangun kapasitas guru.

"Bahkan kadang-kadang tidak diajukan dalam rencana anggaran. Partai-partai elite harus memikirkan pendidikan ini untuk kurikulum baru, perlu ada anggaran dalam APBN dan APBD," tutur Soedijarto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar