JAKARTA - Ketergesaan pemerintah dalam menerapkan kurikulum 2013 akan berdampak pada berbagai kondisi pendidikan di Indonesia.
Hal tersebut terungkap dalam Focus Group Discussion
Bidang Pendidikan Politik dan Kebudayaan, di kantor DPP Partai NasDem,
Jakarta Pusat, hari ini. Menurut guru SMAN 13 Jakarta Retno Listyarti,
dampak pertama adalah mutu guru menjadi rendah karena minim persiapan
untuk menunjang kurikulum baru.
"Guru
mengajar di dua atau tiga sekolah demi mengejar kekurangan jam agar
memperoleh tunjangan sertifikasi. Kadang jarak antarsekolah tempatnya
mengajar sangat jauh sehingga para guru sudah kelelahan dan tidak lagi
memiliki waktu untuk belajar seperti membaca dan menulis," kata Retno,
Rabu (20/3/2013).
Kemudian, pengurangan jam mata pelajaran atau
penghapusan mata pelajaran akan menyebabkan kelebihan guru. Retno
mengilustrasikan, pelajaran Bahasa Inggris di SMA dikurangi jamnya dari
180 menit menjadi hanya 90 menit. Hal ini akan menyebabkan kelebihan
guru bahasa Inggris di SMA. Sementara itu, pelajaran olahraga ditambah
menjadi tiga jam pelajaran.
"Ada juga mata pelajaran yang
diganti, bukan dihapus. Contohnya, mata pelajaran Tata Boga dan Tata
Busana pada jenjang SMP diganti menjadi prakarya, padahal substansinya
jelas berbeda," imbuh Retno.
Guru Besar Universitas Negeri
Jakarta (UNJ) Soedijarto memaparkan, postur anggaran cenderung
mengutamakan pembangunan fisik, seperti membangun dan memperbaiki
sekolah, membeli alat, dan melengkapi sarana/prasarana. Sementara itu,
sangat minim anggaran untuk membangun kapasitas guru.
"Bahkan
kadang-kadang tidak diajukan dalam rencana anggaran. Partai-partai elite
harus memikirkan pendidikan ini untuk kurikulum baru, perlu ada
anggaran dalam APBN dan APBD," tutur Soedijarto.
Tampilkan postingan dengan label pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pendidikan. Tampilkan semua postingan
Rabu, 20 Maret 2013
Minggu, 13 Januari 2013
Rafflesia Arnoldi
Mengenal Rafflesia Arnoldi (Rafflesia arnoldii) beserta gambar dan cirinya ini sebagai pelengkap artikel terdahulu tentang bunga raksasa bernama latin Rafflesia arnoldii
yang oleh masyarakat sering disebut Rafflesia Arnoldi (dengan satu “i”
saja). Selain itu bunga ini juga dikenal sebagai Patma Raksasa.
Bunga raksasa berbau busuk ini ditetapkan sebagai Puspa Langka Indonesia, salah satu dari tiga Puspa Nasional Indonesia di samping Melati (Puspa Bangsa) dan Anggrek Bulan (Puspa Pesona).
Kenapa Dinamakan Rafflesia arnoldii?.
Penamaan bunga raksasa ini tidak terlepas oleh sejarah penemuannya
pertama kali pada tahun 1818 di hutan tropis Sumatera. Seorang pemandu
yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold yang menemukan bunga raksasa ini
pertama kali. Dr. Joseph Arnold sendiri saat itu tengah mengikuti
ekspedisi yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles.
Jadi penamaan bunga Rafflesia arnoldii didasarkan dari gabungan nama Thomas Stamford Raffles sebagai pemimpin ekspedisi dan Dr. Joseph Arnold sebagai penemu bunga.
Mengenal Ciri (diskripsi) dan gambar Rafflesia Arnoldi. Rafflesia Arnoldi
sebagaimana jenis Rafflesia lainnya merupakan tumbuhan parasit obligat.
Ia tumbuh di dalam batang liana (tumbuhan merambat) dari genus Tetrastigma. Rafflesia arnoldii
tidak memiliki daun sehingga tidak mampu ber-fotosintesis sendiri.
Nutrisi yang dibutuhkan bunga ini diambil dari pohon inangnya.

Bunga Rafflesia Arnoldi
Selain tidak memiliki daun, bunga yang ditetapkan sebagai flora identitas provinsi
Bengkulu dan sebagai puspa langka (satu dari tiga bunga nasional)
Indonesia ini juga tidak memiliki batang maupun akar. Praktis bagian
tanaman Rafflesia Arnoldi yang tampak hanyalah bunganya saja yang
berkembang dalam kurun waktu tertentu.
Bunga Rafflesia Arnoldi (Rafflesia arnoldii)
memiliki bunga yang melebar dengan 5 mahkota bunga. Saat mekar diameter
bunga ini dapat mencapai antara 70-110 cm dengan tinggi mencapai 50 cm
dan berat mencapai 11 kg.
Di dasar bunga di bagian tengah berbentuk
gentong terdapat benang sari atau putik, tergantung jenis kelamin
bunga. keberadaan putik dan benang sari yang tidak dalam satu rumah
membuat presentase keberhasilan pembuahan yang dibantu oleh serangga
lalat sangat kecil, karena belum tentu dua bunga berbeda kelamin tumbuh
dalam waktu bersamaan di tempat yang berdekatan.
Masa pertumbuhan bunga ini memakan waktu
sampai 9 bulan, tetapi masa mekarnya hanya 5-7 hari. Setelah itu
rafflesia akan layu dan mati.
Habitat, Persebaran, dan Konservasi.
Sejumlah pihak meyakini bunga Rafflesia Arnoldi atau Patma Raksasa
merupakan tumbuhan endemik Sumatera. Bunga raksasa ini hanya dapat
dijumpai di Bengkulu. Meskipun di beberapa tempat lain seperti di Aceh
dan Malaysia pernah dilaporkan tumbuhnya bunga Rafflesia arnoldii, namun dimungkinkan itu ada Rafflesia dari jenis lainnya.

Bunga Rafflesia arnoldii
Beberapa lokasi yang sering ditemui tumbuh bunga Rafflesia Arnoldi antara lain di Taman Nasional
Kerinci Seblat (TNKS), Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS),
Pusat Pelatihan Gajah (PLG) Seblat (kabupaten Bengkulu Utara), dan
Padang Guci Kabupaten Kaur. TNBBS sendiri telah ditetapkan sebagai pusat
konservasi tumbuhan ini.
Bunga Rafflesia Arnoldi memang tanaman
langka, sulit ditemukan, serta endemik. Apalagi keberadaannya yang
seakan bersembunyi selama berbulan-bulan di dalam tubuh inangnya hingga
akhirnya tumbuh bunga yang mekarnya hanya seminggu. Lantaran itu, bunga
ini ditetapkan sebagai puspa langka, mendampingi puspa bangsa, dan puspa pesona (3 bunga nasional Indonesia) berdasarkan Kepres No 4 Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional.
Rafflesia Arnoldi hingga saat ini belum
pernah berhasil dikembangbiakan secara eks-situ (di luar habitat
aslinya). Dari 30-an jenis Rafflesia, hanya Rafflesia patma saja yang telah dapat berkembang biak di luar habitatnya dan pada 2010 kemarin berbunga di Kebun Raya Bogor.
Namun ternyata berbagai lembaga
konservasi Internasional tidak memasukkannya sebagai salah satu tumbuhan
langka yang terancam punah. Pun IUCN Redlist
tidak memasukkan bunga Rafflesia Arnoldi dalam status terancam. Bahkan
dari sekitar 30-jenis Rafflesia di seluruh dunia, hanya satu spesies
saja yang dianggap terancam punah yakni Rafflesia magnifica yang tumbuh di Filipina.
Meskipun demikian, laju deforestasi, kebakaran hutan, serta makin ciutnya luas hutan
Sumatera menjadi ancaman serius bagi kelestarian bunga raksasa ini.
Apalagi ditambah dengan sikap kurang bertanggung jawab dari sebagian
masyarakat yang merusak dan mengambil bunga ini.
Bukan Bunga Bangkai. Rafflesia Arnoldi meskipun sama-sama berbau busuk namun bunga bunga bangkai. Karena Bunga Bangkai adalah nama untuk Amorphpophallus titanium (Titan Arum) yang merupakan bunga majemuk terbesar. Perbedaan keduanya dapat dibaca di “Perbedaan Rafflesia Arnoldii dan Bunga Bangkai“.
Kita pantas berbangga bahwa dari sekitar
30-an ‘saudara Rafflesia Arnoldi’ (spesies Rafflesia) Indonesia memiliki
jumlah jenis terbanyak sejumlah 15 spesies. Dan lebih bangga lagi
karena Rafflesia Arnoldi yang merupakan jenis Rafflesia terbesar bahkan
memegang rekor sebagai bunga terbesar di dunia tumbuh endemik di Sumatera, Indonesia.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae;
Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Ordo: Malpighiales; Famili:
Rafflesiaceae; Genus: Rafflesia; Spesies: Rafflesia arnoldii. Sinonim: Rafflesia titan.
Rabu, 09 Januari 2013
PGRI
PGRI lahir
pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama
Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama
menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932.
Semangat kebangsaan Indonesia telah lama tumbuh di kalangan guru-guru bangsa Indonesia. Organisasi perjuangan huru-guru pribumi pada zaman Belanda berdiri tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB).
Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua.
Sejalan dengan keadaan itu maka disamping PGHB berkembang pula organisasi guru bercorak keagamaan, kebangsaan, dan yang lainnya.Semangat kebangsaan Indonesia telah lama tumbuh di kalangan guru-guru bangsa Indonesia. Organisasi perjuangan huru-guru pribumi pada zaman Belanda berdiri tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB).
Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua.
Kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan yang sejak lama tumbuh mendorong para guru pribumi memperjuangkan persamaan hak dan posisi dengan pihak Belanda. Hasilnya antara lain adalah Kepala HIS yang dulu selalu dijabat orang Belanda, satu per satu pindah ke tangan orang Indonesia. Semangat perjuangan ini makin berkobar dan memuncak pada kesadaran dan cita-cita kesadaran. Perjuangan guru tidak lagi perjuangan perbaikan nasib, tidak lagi perjuangan kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, tetapi telah memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak “merdeka.”
Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya, kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.
Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.
Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24 – 25 November 1945 di Surakarta. Melalaui kongres ini, segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama, dan suku, sepakat dihapuskan. Mereka adalah – guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam kongres inilah, pada tanggal 25 November 1945 – seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan.
Dengan semangat pekik “merdeka” yang bertalu-talu, di tangan bau mesiu pemboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta, mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan :
1. Memepertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia;
2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan;
3. Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.
Sejak Kongres Guru Indonesia itulah, semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Jiwa pengabdian, tekad perjuangan dan semangat persatuan dan kesatuan PGRI yang dimiliki secara historis terus dipupuk dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan negara kesatuan republik Indonesia. Dalam rona dan dinamika politik yang sangat dinamis, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tetap setia dalam pengabdiannya sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan, yang bersifat unitaristik, independen, dan tidak berpolitik praktis.
Untuk itulah, sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional, dan diperingati setiap tahun.
Semoga PGRI, guru, dan bangsa Indonesia tetap jaya dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tulisan ini adalah Teks resmi yang dikeluarkan oleh Pengurus Besar PGRI, untuk dibaca pada upacara memperingati HUT PGRI dan Hari Guru Nasional, 25 November 2008.
Kamis, 22 November 2012
smk soedirman purbalingga
SMK SOEDIRMAN PURBALINGGA
soedirman juga melakukan pendidikan sebanding dengan tenaga perawat sungguhan dan farmasi sungguhan bukan hanya materi yang kita ajarjan tetapi sebagian besar praktek yang di utamakan agar siswa lebih terampil dalam praktek di lapangan setelas lulus atau pun pada masa PKL,
Smk soedirman memiliki fasilitas sbg berikut:
1. Lab keperawatan untuk praktek anak-anak jurusan perawat, lab ini berfasilitas cukup lengkap, dan ruangan yang nyaman
2. Lab farmasi industri untuk anak-anak jurusan farmasi, dengan fasilitas yang memadai,
3. Lab RPL dengan beberapa alat-alat praktek dan komputer yang sipa untuk di rakit
Smk soedirman juga memiliki tatatertib yang harus di taati oleh semua siswa..
Langganan:
Postingan (Atom)