Jakarta - Warga Pegangsaan Dua, Kecamatan Kelapa
Gading, Jakarta, mengeluhkan masuknya penyakit demam berdarah di kawasan
mereka. Bahkan salah seorang warga bernama Joko Susilo (14) meninggal
akibat penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aides aegepty ini.
"Kami
minta dilakukan fogging (penyemprotan) karena sudah tiga warga kami
terserang DBD, satu di antaranya telah meninggal dunia bernama Joko
Susilo pada Februari 2013 lalu di RS Koja," kata Ketua RT 04/03
Pegangsaan Dua, Roni, kepada waratwan, Rabu (3/4/2013).
Dua warga
lainnya bernama Karsem (45) dan Novianti (14) sudah berangsur membaik
dan diperbolehkan rawat jalan. "Sebelumnya mereka (Karsem dan Novianti)
dirawat selama seminggu dan empat hari di rumah sakit. Tapi, sekarang
keduanya sudah pulang ke rumah dan masih berobat jalan. Mereka tinggal
memang berdekatan dalam radius sekitar 25 meter, dan diduga mereka
tertular DBD," ujar Roni.
Upaya Roni untuk menolong warganya
memerangi wabah ini terkendala penolakan fogging oleh Kelurahan
Pegangsaan Dua yang tidak jelas. Padahal Roni telah menunjukkan surat
dari rumah sakit yang menyatakan warganya terserang DBD.
"Sebelumnya
kami sudah mengajukan surat kepada Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua
untuk melakukan foging, tapi tidak bisa karena tidak dilengkapi surat
Keterangan DBD Rumah Sakit. Anehnya, saya sudah tunjukan keterangan
dokter dari rumah sakit yang menunjukkan bahwa ada korban DBD yang
bernama Novianti. Padahal itu kan sama saja," ujar Roni.
"Harusnya
bisa diantisipasi pas musim hujan kemarin dilakukan foging. Jangan pas
tunggu korban dulu, langsung difoging," tambah Roni.
Kepala Suku
Dinas Kesehatan Jakarta Utara Bambang Suheri berjanji akan mengirimkan
petugas Sudin Kesehatan Jakarta Utara untuk menindaklanjuti permohonan
warga terkait DBD yang menghantui permukiman mereka. Bambang juga
mengimbau warga waspada wabah demam berdarah mengingat bulan ini hingga
Mei rawan demam berdarah (DBD).
"Pola tiap tahunnya, Maret sampai Mei itu waktu paling rawan," kata Bambang Suheri.
Bambang
menambahkan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) terus digalakan
sejak memasuki bulan Maret 2013. "Biasanya kalau PSN kendor, kasus DBD
lebih banyak pada Maret sampai Mei itu," ujar Bambang.
Bambang
mengingatkan masyarakat agar aduan lingkungan yang diduga terjangkit DBD
harus disertai pernyataan dari rumah sakit. Melalui surat tersebut,
petugas akan melakukan survei sebelum foging dilakukan.
"Yang
berhak menyatakan terjangkit atau tidak itu kan dokter. Jadi kita survei
dulu. Kalau positif baru kita lakukan tindakan seperti foging," ujar
Bambang.
Angka penderita DBD tahun lalu diklaim Bambang terjadi
penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. "Data belum bisa kita
kasih sekarang. Karena masih dalam pendataan," ujar Bambang meyakinkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar